Selasa, 04 Juni 2013

MOHON PERHATIANNYA

SALAM HORMAT,



KAMI JUAL BELI MOBIL DITOKO BAGUS.SILAHKAN BUKA SAJA.ADA MACAM MACAM MOBIL DISANA,.

HORMAT KAMI

KALAU MAU MEMBANTU  BERUPA BANTUAN SOSIAL (BANSOS) KIRIM KE NO REKENING BNI 46 NO REKENING 63983906 ATAS NAMA WAHYU JOKO PRASETYO
KITA NANTI SALURKAN KEPADA YANG MEMBUTUHKAN, KHUSUSNYA ANAK YATIM PIATU,ORANG FAKIR MISKIN,ORANG YANG TIDAK MAMPU, TIDAK PUNYA PEKERJAAN DENGAN MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA DAN USAHA DIKABUPATEN BANJARNEGARA


Jumat, 15 Juni 2012

Memaknai Isra Mi'raj

Memaknai Isra Mi'raj REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Mohammad Sofwan “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS al-Isra’ [17]: 1). Mahasuci Allah adalah sebuah kalimat tauhid. Allah Mahasuci dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya. Suci dari meninggalkan hamba yang dikasihi-Nya berada dalam kesedihan dan kesendirian ketika ditinggal oleh orang-orang yang dicintai dan menopang dakwahnya. Suci dari tidak kuasa mengadakan kejadian luar biasa, yang orang-orang berakal pun tidak bisa menerimanya. Peristiwa Isra dan Mi’raj yang berlangsung lailan (pada sepotong, bukan sepanjang malam) adalah salah satu hal yang luar biasa. Luar biasa, sehingga kita pun perlu mengucapkan subhanallah seperti ayat di atas agar tidak terlena dengan keluar-biasaannya (kemahabesaran) dan kekuasaan Allah SWT. Mengalami peristiwa ini adalah suatu kemuliaan yang besar. Dan, kemuliaan hanya diberikan kepada orang yang mulia. Beliaulah Rasulullah SAW. Karena itu, saat yang paling mulia bagi Rasulullah SAW adalah ketika sedang menjalani Isra dan Mi’raj. Bukan ketika beliau berhijrah ke Madinah atau saat beliau menaklukkan Kota Mekkah. Karena, saat Isra dan Mi’raj, sekali-kalinya Allah SWT berfirman kepada beliau tanpa perantara Malaikat Jibril RA. Namun, yang membuat kita bertanya-tanya, mengapa ketika berada dalam kondisi yang paling mulia ini, beliau disebut dengan hamba-Nya? Seperti tertulis nyata dalam surah al-Isra [17]: 1. Mengapa beliau tidak disebut dengan rasul-Nya, nabi-Nya, kekasih-Nya, atau Muhammad saja? Kesimpulan para ulama, ayat ini menunjukkan bahwa kondisi paling mulia yang dicapai manusia adalah ketika dia bisa merealisasikan dirinya sebagai hamba Allah SWT. Saat itulah Allah SWT rida kepadanya. Lalu, bagaimana seseorang bisa menjadi hamba Allah SWT yang sebenarnya? Menjadi hamba Allah SWT adalah meyakini bahwa Allah adalah penciptanya yang berkuasa atas segala sesuatu. Sedangkan dia adalah hamba yang lemah, tiada daya dan upaya, menerima segala keputusan Allah SWT dengan penuh kerelaan. Ketika memperjalankan hamba-Nya dengan peristiwa Isra, Allah SWT membuka kesempatan yang sama kepada seluruh manusia untuk bisa mencapai derajat kemuliaan. Karena, seluruh manusia sama-sama bisa menjadi hamba Allah SWT. Berbeda seandainya yang diperjalankan adalah seorang nabi, tidak semua orang bisa menjadi nabi; atau seorang kaya, tidak semua orang bisa menjadi orang kaya; atau ulama, tidak semua orang bisa menjadi ulama; atau keturunan nabi, tidak semua orang lahir sebagai keturunan nabi. Demikianlah karakteristik Islam, yang tidak menjadikan kemuliaan monopoli bagi golongan tertentu. Tidak ada alasan bagi seseorang untuk membanggakan nasabnya, karena Allah SWT tidak menilainya berdasar nasab. Tidak ada alasan bagi seseorang untuk membanggakan ilmu dan hartanya, karena ilmu dan harta adalah tanggung jawab yang harus ditunaikan. Hendaknya bersyukur ketika semua itu membuatnya menjadi hamba Allah SWT yang sebenarnya.

Senin, 28 Mei 2012

Matematika Dasar Sedekah 1

Buat Saudara yang ikut KuliahOnline di wisatahati.com, dan sudah mengikuti Kuliah Dasar Tauhid, pembahasan ini sudah ga asing. Juga buat Saudara yang mengikuti Kuliah 100 Kasus Sedekah, pembahasan ini pun sudah ga asing. Apalagi buat Saudara yang rajin mengikuti tayangan wisatahati sejak dari MNC dulu (Nikmatnya Sedekah), hingga sekarang ini, di ANTV. Insya Allah sudah ga asing lagi dah. Hanya kali ini, saya buat seri kuliah sedekah untuk social media, baik lewat Twitter, BB, FB, dan media-media jejaring lainnya. Dan saya masukkan ke dalam kuliah inspirasi dan motivasi untuk beberapa seri ke depannya. Apa tujuannya dibuat seri ini? Saya berharap Saudara mau mengajarkan sedekah ini kepada yang lain. Saudara pahami, dan Saudara ajarkan kepada yang lain. Juga tentu saja, supaya semakin semangat berbagi, dan paham seluk beluk sedekah. Ok, kita mulai dari pembahasan paling jadul, he he he. Apa yang Saudara lihat dari matematika di bawah ini? 10-1 = 19 10-2 = 28 10-3 = 37 10-4 = 46 10-5 = 55 10-6 = 64 10-7 = 73 10-8 = 82 10-9 = 91 10-10 = 100 Bukannya 10 dikurang 2 itu 8? Bukan. Lihat angka-angka di atas. Berapa? 10 dikurang 1 itu 19, dan 10 dikurang 2 itu 28. Koq? Semakin dikurangi, semakin gede bilangan hasilnya ya? Ya, sebab itu bukan matematika manusia. Itu Matematika Allah. Matematika Sedekah. Matematika pertambahan. Sedangkan kalau matematika manusia, matematikanya matematika pengurangan. Sehingga pertanyaannya ketika kita bersedekah mengeluarkan harta kita adalah: Tinggal berapa? Bukan jadi berapa. Dihitungnya sedekah sebagai pengeluaran. Bukan sebagai investasi. Menurut matematika manusia, tinggal 9 jika kita memberi 1 dari 10 yang kita punya. Tapi kalau matematika sedekah, pertanyaannya adalah: Jadi berapa jika kita sedekah 1 dari 10 yang kita punya? Maka jawabannya: Jadi 19. Tidak ada itu pengurangan. Yang ada adalah penambahan, pelipatan. Ya, saya sebut juga matematika pelipatan. Sebab Allah memang memberi penggantian lebih kepada mereka yang mau bersedekah. 2x lipat, 10x lipat, 700x lipat, hingga bilangan pelipat yang tak terbatas dari Allah. Hitung-hitungan matematika di atas memakai bilangan pengembalian dari Allah 10x lipat (Baca Qs. 6: 160). Kalau pake bilangan pengali 700x lipat? Jumlahnya akan wow! Amazing! Luar biasa! 10-1 = 709! (Baca Qs. 2: 261). Lihat tabel berikut ini: 10-1 = 709 10-2 = 1408 10-3 = 2107 10-4 = 2806 10-5 = 3505 10-6 = 4204 10-7 = 4903 10-8 = 5602 10-9 = 6301 10-10 = 7000 Lihat? Punya 10, disedekahkan 10-10 nya, malah jadi 7000! Pembahasan ini ketemu pembahasan menariknya saat membahas sedekkah dan rizki, sedekah dan gaji, sedekah dan usaha, sedekah dan bisnis. Lihat cuplikan implementasi berikut ya: Gaji` : Rp. 1.000.000,- Sedekah : Rp. 1.000.000,- Hasil 10x lipat : Rp. 10.000.000,- Hasil 700x lipat : Rp. 700.000.000,- Tidak salah jika para guru, para orang tua, mengajarkan sedekah. Supaya berlipat-lipat lagi rizki buat kita. Itu belum bicara BONUS++ berupa ampunan Allah, kasih sayang Allah, ridho Allah, surganya Allah. Belum. Ini baru gigi 1. Begitu saya bilang kalo bicara tentang matematika ini. Baru bicara matematika sedekah. Belum bicara juga konversian balasan sedekah berupa jawaban Allah bagi hajat dan masalah kita: Anak keturunan, jodoh, keluarga, pekerjaan, karir, keuangan, kesehatan dan soal-soal lain. Kita pun belum bicara tentang sedekah dan doa, sedekah dan keikhlasan, sedekah dan kesabaran, sedekah dan baik sangka, sedekah dan tawakkal, sedekah dan istiqomah, sedekah dan ibadah, sedekah dan kesehatan, sedekah dan umur panjang, sedekah dan surga, sedekah dan neraka, sedekah dan cinta Allah, sedekah dan cinta Rasul. Belum. Baru bicara matematika dasar sedekah. Matematika dasar pun akan dibahas beberapa seri ke depan. Insya Allah. Menarik sekali membahas mengapa sedekah koq ga dibalas? Boleh ga sedekah dengan mengharapkan sesuatu balasan? Boleh ga sedekah ke orang tua sendiri, atau ke keluarga sendiri? Boleh ga sedekah sementara kita punya hutang? Apakah sedekah bisa bener-bener mendatangkan jodoh, anak, pekerjaan, rumah, mobil? Kapan sedekah bisa cepet dibalas Allah? Kapan sedekah malah ditolak Allah? Bagaimana sedekah yang benar itu? Gimana pula memperbesar pahala sedekah? Bisa kah orang miskin bersedekah seperti orang kaya? Bisakah seorang yang tidak punya, membangun masjid? Membangun sekolah dan pesantren? Apa yang tidak bisa ditembus dengan sedekah? Di buku saya atas izin Allah, Introduction to the miracle (miracle of giving), pertanyaan-pertanyaan ini saya jawab melalui KuliahOnline. Dan sekarang saya berbagi dengan Saudara melalui seri Kuliah Inspirasi dan Motivasi Wisatahati. Mudah-mudahan dapat izin dan ridha-Nya. Oh ya, mulai seri ke-3 nanti, atau pembahasan matematika dasar sedekah 2 dst., seri ini saya tulis saban minggu malam saja ya. Saban minggu malam jam 20.00, insya Allah Saudara bisa mendownload tulisan ini atau sekedar berbagi dengan yang lain. Sampe ketemu di pembahasan berikutnya. Untuk yang mau ikut pembahasan bismillaah dan a’uudzu billaah, sampe ketemu di Pesantren Daarul Qur’an. infonya, silahkan baca ulang tulisan sebelumnya, yang judulnya: Ada yang ga suka sama saya. Ada di sana. Makasih ya. Salam, Yusuf Mansur - www.wisatahati.com.

173 Kepala Daerah Tersandung Kasus Korupsi

VIVAnews - Sedikitnya 173 kepala daerah, mulai dari gubernur, bupati maupun walikota di Indonesia, telah menjadi tersangka dalam berbagai kasus korupsi. Mereka terjerat dalam 3.423 kasus. "Pada umumnya melalui kasus pengadaan barang dan jasa," kata Direktur Pengawas Keuangan Daerah Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP), Kasminto, usai menjadi pembicara "Meretas Jalan Menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)" di Kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Senin 28 Mei 2012. Menurut Kasminto, kasus yang paling menonjol adalah pengadan barang dan jasa. Kasminto menduga, ada kemungkinan para pelaksana proyek kurang memahami penerapan prosedur. "Mungkin tidak diniatkan untuk korupsi, tapi karena kurang memahaminya maka bisa menyebabkan keuntungan kepada pihak lain," kata Kasminto. Dalam beberapa kasus diketahui ada kepala daerah yang mengaku tidak menerima uangnya. Meski begitu pengadilan tetap yang akan membuktikan. Saat ini, kata dia, para pengelola dana menjadi ketakutan akibat "tren" korupsi ini. "Meski demikian, mereka para kepala daerah itu tetap kena," kata Kasminto. Saat ini BPKP terus melakukan pembinaan bagi pemerintah daerah, agar dalam audit BPK bisa mendapatkan status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Menurut Kepala BPKP Jawa Tengah, Sudjono, provinsi ini termasuk baik, meskipun yang mendapatkan status WTP baru 6 dari 35 kabupaten/kota. "Saya bilang termasuk baik, karena rata-rata statusnya adalah Wajar Dengan Pengecualian. Yang paling repot kan kalau disclaimer atau BPK tak memberikan pendapatnya," kata Sudjono. (ren)

Minggu, 27 Mei 2012

walaupun ndak punya uang tapi rejekiku melimpah

saya bersama istri dan 2 anak kami yang masih mungil 4th dan ygkedua simungil kami 1 tahun menjalani kehidupan yang sangat bahagia.setiap hari kami jalani dengan senyum dan tawa. kami awali hidup kami dari bangun setengah 4 pagi dengan bersujud kepada yg maha HIDUP DAN MAHA DARI SEGALA MAHA, ALLAH SWT.tahajud..berharap hari ini akan menjadi hari yang selalu membahagiakan kami dengan dipenuhinya segala kebutuhan kami..karena itu doa saya , sang suami dan sang ayah ...sambil menunggu fajar, kuucapkan ayat suci dari kitabulloh , ALQURAN..dan setelah itu kuayunkan lngkah menuju masjid untuk menyeru adzan shubuh dan melaksankan sholat shubuh. setelah pulang jamaah shubuh , kututurkan kembali ayat ayat suci ALQURAN, berharap awal hidup dipagi ini kubuka dengan secercah harapan utuk keluargaku. saya salah satu pegawai dipemerintahan, hidup masih ikut dengan orang tua,belum bisa mempunyai rumah sendiri apalagi harta yang lain..jangankan hal diatas untuk memenuhi kebutuhan samapi akhir bulan untuk anak anak kami harus berhemat luar biasa..prinsip saya stelah jadi orang tua, saya dan istri lebih baik berpuasa segala hal, hanya untuk kebutuhan anak anak kami..tapi walaupun kami kekurangan kami selalu diberi rejeki kesehatan, tiap hari bercanda tawa,senyuman istri selalu tesungging cantik dan anak anak yang menggemaskan ,pandai..dan pintar, yang Alhamdulilah juga tidak minta apapun ketika kami sedang ndak punya uang,.. kami tiap hari hanya bersyukur dengan apa yang kami terima dari ALLAH SWT,yaitu dengan keikhlasan dan mengharap ridho ALLAH kami menjalankan sholat 5 waktu dimasjid dengan tepat waktu, sunah kami dirikan juga .. ayat suci di ALQURAN kami baca maka yang KAMI DAPATKAN luar biasa hasilnya, kami diberikan ketenangan batin yang luar biasa..WALAUPUN NDAK PUNYA UANG TAPI KAMI DIBERI REJEKI KEHIDUPAN YANG MELIMPAH RUAH walaupun kami nddak punya uang sepeser pun perdetik ini pada saat menulis diblog kami.saya selalu optimis menghadapi hidup ini, dimana saya punya doa yang mana saya percaya ALLAH AKAN MENDENGAR SAYA BERDOA AGAR MENGANGKAT SAYA MENJADI ORANG YANG KAYA RAYA.. YANG TETEP ISTIQOMAH DALAM IBADAH , DENGAN HARTA DAN JABATAN SAYA NANTI SYA AKAN BERJUANG UNTUK ISLAM dan selalu memohon bimbingan dan perlindungan hidup terhadap godaan setan dan manusia jahat..DAN MENINGGAL DALAM KEADAAN KHUSNUL KHOTIMAH

Selasa, 15 Mei 2012

SHALAT LAH SEPANJANG HAYAT DAN MENINGGAL LAH DALAM KEADAAN KHUSNUL KHOTIMAH

Shalat Sepanjang Hayat Thursday, 10 May 2012, 21:15 WIB Republika/Prayogi Shalat Sepanjang Hayat Seorang Muslim tengah mendirikan shalat (ilustrasi). REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dr HM Harry Mulya Zein “Dan orang orang-orang yang menjaga shalatnya. Mereka itu dimuliakan di dalam surga.” (Al-Maarij: 34-35) Shalat menjadi keutamaan dalam Islam. Shalat bukan sebatas ritual wajib lima waktu dan 17 rakaat dalam sehari. Shalat adalah ibadah paling mulia yang diperintahkan Allah Swt kepada umat manusia agar terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Karena itu, yang terpenting dalam shalat bukan sebatas melaksanakan, tetapi mendirikan. Melaksanakan sebatas mengerjakan ritual keagamaan tanpa memiliki kesadaran dan pemahaman mendalam terhadap makna shalat. Mendirikan dibangun dengan landasan kesadaran akan dekatnya Allah Swt. Kesadaran membangkitkan kecintaan dalam menjalankan perintah-perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya. Jadi Quran surah Al-Ankabut ayat 45 berbunyi “Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar,” benar-benar meresap ke dalam hati. Dari sini diketahui bahwa perintah shalat bukan hanya sekadar melakukan gerakannya saja, melainkan lebih dari itu. Benar shalat adalah gerakan badan dan bacaan yang tertentu terdiri dari berdiri, duduk, ruku, sujud, tasbih, tahmid dan sebagainya. Akan tetapi yang mendatangkan pahala adalah yang mendirikan shalat disertai kehadiran hati di dalamnya. Ini yang membedakan antara orang-orang melakukan shalat. Meski zhahirnya gerakan-gerakan dan waktunya sama tetapi ia akan berbeda dan bertingkat-tingkat di dalam menghadirkan hati dan kekhusyukan. Di dalam mendirikan shalat terdapat pemenuhan terhadap naluri manusia yaitu butuh, lemah, suka meminta, mengharapkan perlindungan, berdoa, munajat dan menyerahkan segala urusan kepada yang lebih kuat, penyayang, penyantun dan lebih sempurna. Alquran secara tegas memerintahkan seseorang untuk selalu minta pertolongan di antaranya adalah dengan shalat. Hal ini dapat dilihat pada firman Allah Swt Quran surah Al Baqarah ayat 45, “Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya ia sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”. Ayat ini berbicara mengenai sifat dan keadaan manusia yang memiliki sifat cepat berkeluh-kesah. Ketika mendapatkan keburukan dan kebaikan selalu ada respon negatif. Tetapi ada di antara manusia yang dikecualikan oleh Allah yaitu orang-orang yang shalat. Shalat juga menjadi bukti nyata akan kesyukuran dan penghambaan diri kepada-Nya. Oleh karena itu orang yang mendirikan shalat bagaikan ikan yang tidak bisa hidup kecuali di dalam air, maka apabila ia keluar dari air ia sangat membutuhkannya dan ingin sekali lari kembali ke dalamnya. Betapa banyak dan besar urgensi shalat yang disebutkan dalam Quran. Dalam berbagai ayatnya, Quran telah menerangkan keutamaan dan buah yang akan didapatkan dari shalat seperti pahala bagi yang mendirikan dan siksaan terhadap yang meninggalkannya. Dalam beberapa referensi, Quran juga menegaskan shalat memiliki ruh dan esensi yang harus direalisir sehingga seorang manusia mampu hidup dengan shalat dan shalat hidup dengannya. Sehingga sepanjang hayat hidup bershalatlah.